Jumat, 27 November 2009

IDEOLOGI DAN PERGERAKAN MAHASISWA

Engkau sebagai pemuda-pemudi Indonesia, engkaulah memegang obor hari kemudian, yang di atas pundakmulah terletak tanggung jawab atas hari kemudian itu:
engkau tidak boleh menghindari, mengingkari Amanat Penderitaan Rakyat itu (Soekarno)


MERDEKA...!!!
Tinjauan Mengenai Mahasiswa dan Gerakan Mahasiswa di Indonesia
Mahasiswa merupakan bagian integral dari masyarakat yang merupakan perwujudan fase kehidupan yang telah mencapai kesadaran akan tugas sejarah dan kemanusiaanya. Secara historis bahwa mahasiswa adalah sumber kepemimpinan dan secara sosiologis bahwa mahasiswa merupakan kaum muda yang ilmiah serta idealis. Secara sosiografis mahasiswa dapat disebut sebagai sekelompok masyarakat yang dapat mengenyam pendidikan formal tingkat tinggi. Posisi mahasiswa dalam negara dan struktural (sesuai dengan konsep piramid stuktur negara) ialah berada diantara pemerintah dan masyarakat. Dalam posisi tersebut maka memberikan konsekuensi logis terhadap peran serta tugas mahasiswa, yaitu sebagai kelompok kritis dan pembaharu untuk bergerak bersama-sama masyarakat terhadap segala bentuk penyimpangan dan kesewenang-wenangan. A.M. Fatwa mengemukakan bahwa mahasiswa merupakan kelompok generasi muda yang mempunyai peran strategis dalam kancah pembangunan bangsa, karena mahasiswa merupakan sumber kekuatan moral (moral force) bagi bangsa Indonesia.
Sejarah gerakan mahasiswa di Indonesia telah tercatat sebagai motor bagi perubahan sosial yang terjadi. Catatan tersebut nampak nyata dengan berbagai peristiwa yang digalakkan oleh mahasiswa sebagai kaum muda yang idealis, yang kemudian pada gilirannya mengantarkan bangsa Indonesia kepada perubahan yang diinginkan. Gerakan mahasiswa dalam infra struktur politik di Indonesia ialah sebagai kelompok penekan kepada berbagai kebijakan elite politik yang tidak berpihak pada kepentingan dan kebutuhan rakyat. Gerakan politik mahasiswa bukan merupakan gerakan yang mengincar kedudukan politis, namun gerakan yang bertujuan untuk mengarahkan kebijakan publik agar sesuai dengan kehendak rakyat sehingga masyarakat yang sejahtera dan adil dapat tercapai. Oleh karenanya gerakan mahasiswa harus terlepas dari intervensi partai politik atau kelompok politik lainnya yang memiliki motif untuk mengejar dan meraih kekuasaan.
Tinjauan Mengenai Ideologi Gerakan Mahasiswa
Secara termionologis ideologi berasal dari kata ide yang berarti gagasan atau konsepsi dan logos yang berarti pengetahuan. Bila didefinisikan maka ideologi secara harfiah dapat dikatakan sebagai pengetahuan yang mempelajari tentang konsepsi atau gagasan manusia. Ideologi sebagai gagasan atau konsepsi berpikir, memiliki berbagai dimensi yang harus disesuaikan dengan kondisi nyata yang terjadi. Dimensi tersebut ialah ; pertama, dimensi IDEALISME. Dalam dimensi ini, ideologi dijadikan sebagai alat untuk mewujudkan harapan mengenai kehidupan yang lebih baik dan untuk membangun masa depan. kedua, dimensi REALITAS. Dimensi ini memberikan gambaran mengenai kenyataan masyarakat dalam memahami diri dan lingkungannya dengan kemampuan intelektualitas dan pemikirannya. Ketiga, dimensi FLEKSIBILITAS. Dimensi ini menempatkan ideologi sebagai sesuatu yang harus menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakat sehingga menimbulkan penafsiran baru terhadap nilai dasar dari ideologi yang muncul dan dihadapi.
Ideologi bagi gerakan mahasiswa dapat dimaknai sebagai alat perjuangan dan pergerakan untuk memanifestasikan peran serta tugas mahasiswa. Oleh karenanya ideologi dan pergerakan mahasiswa tidak dapat dipisahkan. Pergerakan mahasiswa merupakan manifesto dari pemikiran atau gagasan mengenai kondisi yang diharapkan dan yang terjadi. Oleh karenanya, jika pergerakan mahasiswa tidak memiliki ideologi yang kuat sebagai alat perjuangannya, maka pergerakannya tersebut akan menjadi mandul dan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan atau yang seharusnya terjadi. Gerakan mahasiswa tanpa ideologi bagaikan sebuah tujuan yang tidak didasarkan atas kehendak dan keinginan yang mendasar. Sehingga pergerakan mahasiswa menjadi insidental tidak berdasar kepada kepentingan rakyat.
Pada perkembangannya ideologi harus disesuaikan dengan tuntutan dan kondisi faktual dan aktual masayarakat. Maka dalam konteks ini ideologi dapat dipahami sebagai alat untuk menyelesaikan berbagai problem sosial yang didasarkan atas gagasan ideal mengenai kondisi yang diinginkan. Artinya ideologi juga harus bersifat fleksibel dan tidak rigid. Sebagai contoh ialah ideologi Marhaenisme yang dimiliki dan dijadikan alat perjuangan oleh GmnI. Ideologi tersebut harus senantiasa dijadikan sebagai landasan berjuang yang harus disesuaikan dengan tuntutan zaman. Jika pada awal mula kelahirannya ideologi oleh Bung Karno dijadikan alat untuk melawan penjajahan, maka nampaknya hari ini ideologi tersebut harus dijadikan sebagai alat untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera, dengan bercirikan BERDAULAT DI BIDANG POLITIK, BERDIKARI DI BIDANG EKONOMI SERTA BERKEPRIBADIAN DI BIDANG BUDAYA dan tidak adanya PENGHISAPAN MANUSIA YANG SATU KEPADA MANUSIA YANG LAINNYA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar